BAB 5 (KEMANUSIAN DAN
KEINDAHAN)
A. KEINDAHAN
Keindahan, sering
diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu
yang indah itu selalu mengandung kebenaran.
Dalam bahasa Latin,
keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
a.
Apa
itu keindahan ?
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan
sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn
dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut cakupannya orang
hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris
sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau
hal yang indah). Disamping itu-terdapat pula perbedaan menunit luasnya
pengertian, yakni:
A)
Keindahan dalam arti yang luas
B)
Keindahan dalam arti estetis mumi
C)
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan
penglihatan
Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan
penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur.) dan hamlonia untuk
keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi:
A)
Keindahan Seni
B)
Keindahan Alam
C)
Keindahan Moral
D)
Keindahan Intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman
estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan
dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry),
keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat,
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam
suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
b.
Teori
estetik
Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current
Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat
subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan
kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif
adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu
objek.
3.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan
pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru
ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Dalam rangka teori
umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai
ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah : apakah nilai estetik
itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu
kata benda abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang
value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
“The believed capacity of any object to satisfy a
human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an
individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk
me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan
menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan
obyektif, Tetapi penggolongan yang penting ialah:
-
Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai
alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory
value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya uisi,
bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut
nilai ekstrinsik
-
Nilai intrinsic
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
c.
Apa sebab nya
manusia menciptakan keindahan?
pada awalnya merupakan sesuatu yang
alamiah dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Alamiah artinya wajar, tidak
berlebihan dan tidak juga kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni
disadari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasu itu
dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat.
Berikut motivasi seniman menciptakan keindahan :
Berikut motivasi seniman menciptakan keindahan :
a) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, derajat wanita lebih rendah dari pada laki-laki
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, derajat wanita lebih rendah dari pada laki-laki
b) Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai-nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dilakukan tanpa melihat moral-moral agama yang terkandung dalam hukum agama dan moral masyarakat.
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai-nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dilakukan tanpa melihat moral-moral agama yang terkandung dalam hukum agama dan moral masyarakat.
c) Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia menderita, teapi yang paling menentukan adalah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah tidak hati2 dan sebagainya.
d) Keagungan tuhan
Keagungan tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian2 alam. Keindahan alam merupakan mutlak ciptaan tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan tuhan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
(a). TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa
“Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari
perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh
seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
(b). TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
(c). TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang.
Dalam
pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian
atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars
memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya
adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
D.
MANUSIA
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk ciptaan lainnya. Kenapa? Karena manusia diberikan akal, budi dan
pikiran untuk berpikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan. Manusia pun bisa memilih perbuatan mana yang
baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat
diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
BAB
6 (MANUSIA DAN PENDERITAAN)
A.
PENDERITAAN
Manusia merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan
lainnya. Kenapa? Karena manusia diberikan akal, budi dan pikiran untuk berpikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan. Manusia pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
B.
SIKSAAN
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan. memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan
dipilih.
Kesepian. merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri /
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan. adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar –
besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
penyebab
seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
- Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup.
- Gamang adalah rasa takut akan tempat
yang tinggi.
- Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang
berada di tempat gelap.
- Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
- Kegagalan ketakutan dari seseotang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan.
C.
KEKALUTAN MENTAL
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
- nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
- nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah.
- Selalu
iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar
sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau
melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
- Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social
- Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
- Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara
dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap
– tahap gangguan jiwa :
- Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohaninya.
- Usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran
kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya,
sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan
persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
- Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
- Krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
- Dipicu
oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan
dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan
masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan,
perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu
dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
- Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan
sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka
seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya.
Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat
menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab
Timbulnya Kekalutan Mental
- Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya
konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang
bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat
menyesuaikan diri lagi.
- Cara
pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses
– proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan
disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah
mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan
kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali
dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga
yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan
merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan
D.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
E.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
- Nasip
buruk penderitaan
ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan
sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir
adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk
penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan
tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
- Kehilangan
orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat
dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa
dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali
kepada tuhannya.
- Kemiskinan
,
banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup
dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa
menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di
karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan
oleh tuhan.
- Bencana,
tidak
ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.
Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan
karena bencana juga sulit di sembuhkan.
F.
PENGARUH PENDERITAAN
Penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Kekalutan mental merupakan
suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam
dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing,
sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau
antusiasme).
Terkadang
kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan
kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
BAB 7(MANUSIA DAN
KEADILAN)
A.
KEADILAN
Keadilan menurut
Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu
sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua
orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka
masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak
sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama,
sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan menurut aristoteles
adalah kelayakan dalam tindakan manusia, ada berbagai macam keadilan yaitu :
1. Keadilan
legal atau keadilan moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya
( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
2. Keadilan
distributive
Aristotele
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama
(justice is done when equels are treated equally).
3. Keadilan
komutatif
Keadilan ini
bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini
merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang
bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat.
B.
KEADILAN SOSIAL
Seperti pancasila yang bermaksud
keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang
adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang
seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5 Wujud keadilan sosial yang
diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Selanjutnya untuk mewujudkan
keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan
kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya
keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara
lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan
pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.
Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.
Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan
kesempatan kerja.
5.
Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan
kaum wanita.
7.
Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan.
C.
BERBAGAI
MACAM KEADILAN
a) Keadilan Legal atau
Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan
substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.
Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat
Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b) Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai
contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan
hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan
lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima
Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal
tersebut tidak adil.
c) Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang
pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan
baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka
berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai.
Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada
keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan
itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga.
Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti
merusak rumah tangga Dr.Sukartono.
D.
KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang
sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan
yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.
Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan
perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan
perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang
terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang
berupa kehendak, harapan dan niat.
E.
KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau
tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah
tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam
sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2.
Aspek kebudayaan
3.
Aspek peradaban
4.
Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut
dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan
norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya
telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan
yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk
Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa
perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu,
merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu
baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia
seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku,
karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran
penilaian mengenai halyang penting ini.
F.
PEMULIHAN
NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama
orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga
dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau
perbuatannya
G.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas
perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang
seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat
yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada
Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun
diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan
disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan
yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan
pembalasan yang tidak bersahabat pula.
BAB
8(MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP)
A. PANDANGAN HIDUP
Menurut
Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian
hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang
dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola
berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan
hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan
berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara
maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan
hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak
masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula
seseorang akan mampu membangun dirinya.
B. CITA-CITA
Cita-cita
adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga
berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita
berarti harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cata-cita yang berarti harapan.
Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A,
sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah
menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Ada tiga
katagori keadaan hati seseorang.
a.
Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai.
Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang
dihadapinya. Orang yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan
sukses hidupnya.
b.
Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu,
karena itu biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c.
Orang yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan dapat
diartikan kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan.
Manusia berbuat kebaikan karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam
keadaan fitrah (suci). Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya
untuk berbuat kebaikan. “sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”. (Q. S AN-Nahl =
90).
Manusia adalah
seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu
terpisah bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia mempunyai
pendapai sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita
sendiri dan sebagainya.
Kebajikan dapat
dilihat dari tiga segi yaitu:
a.
Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik
buruk itu adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang
perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri.
Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak
mau mendengarkannya.
b.
Manusia sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara
hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati
masyarakat menganggap baik.
c.
Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Kebajikan
berasal dari dua sumber yaitu:
a.
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini (Q. S AL-Baqarah: 30)
b.
Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya.
Kebajikan Tuhan
adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman kepada Tuhan, mereka
tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya, tetapi bagi orang
yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena karunia-Nya
juga, manusia hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan dapat
dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a.
Kebajikan yang berupa tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad
SAW merupakan Rahmatan Lil’alamin.
b.
Kebajikan yang berupa benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak
diamalkan maka harta tersebut hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila
diamalkan harta demikian berfungsi untuk sosial.
c.
Kebajikan yang berupa benda yang tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan,
kemampuan dan keahlian untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah
mengatakan bahwa. “Ilmu yang tidak di
amalkan ibarat pohon yang tidak berbuah”. Tetapi ilmu yang diamalkan
memiliki makna kebajikan dan keutamaan yang dalam sekali. Nabi Muhammad SAW
bersabda “Barang siapa yang di kehendaki
baik oleh Allah maka ia di pintarkan dalam hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya
kepandaian dalam hal itu”. (H. R Bukhari, Muslim, Tabrani).
Hadits diatas
menjelaskan bahwa betapa tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga
dipersamakan seiring dengan derajat kenabian, betapa pula rendahnya suatu
amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan, sekalipun yang beramal ibadat itu
tentunya tidak terlepas dari pengetahuan cara ibadat yang senantiasa di
kekalkan mengerjakannya, maka jika tanpa pengetahuan cara peribadatannya
pastilah bukan ibadat namanya.
Contoh seperli
wasiat Luqman kepada anaknya: “Hai anak
ku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu dengan kedua lutut mu,
sebab sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana
Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit”.
Hidup adalah
kegelapan
Jika tanpa
hasrat dan keinginan
Hasrat adalah
butang
Jika tanpa
pengetahuan
Dan pengetahuan
adalah hampa
Jika tidak
diikuti pelajaran
Semua pelajaran
akan sia-sia
Jika tidak
disertai cinta
(KAHLIL GIBRAN)
D. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Menurut Prof.
Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada
perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau
ada tiga aliran filsafat:
a. Aliran
Naturalisme
Hidup manusia
dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan
gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap
dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk
tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat
berusaha dan
berencana tapi
yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang
percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu
agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
·
Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang
di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
·
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,
yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah
sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila aliran
naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu
bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran
agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup
yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila
manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur,
manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini
sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran
ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia
berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin
bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya
Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
c.
Aliran Gabungan
Aliran gabungan
adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal
dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa.
Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati
nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu,
melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah
disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai
daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup
ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan
pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir
kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika
berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya,
logika berfikir dan hati nurani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar